Al-Qur’an sebagai sumber utama yang memberikan petunjuk bagi manusia. Sebagai petunjuk bagi manusia, tentu secara logis ditujukan langsung kepada manusia. Perhatian besar Al-Qur’an terhadap manusia terbukti dalam konteks keadilan bahwa Al-Qur’an memberikan prinsip-prinsip yang menekankan kejujuran, kesamaan dan kesederhanaan dimana hal itu tidak dimiliki agama lain. Perhatian besar terhadap Al-Qur’an itu juga ditandai bahwa Al-Qur’an menerangkan lebih banyak prinsip kemanusiaan dan hanya setengah saja yang berkaitan dengan wujud Tuhan. Terdapat banyak sekali Al-Qur’an yang menerangkan tentang manusia seperti mengenai proses penciptaan manusia dan hal-hal lain yang berhubungan dengan manusia. Sebutan-sebutan manusia dalam Al-Qur’an pun terdapat bermacam-macam yang tentunya terdapat maksud yang menjelaskan konsep manusia itu sendiri. Adapun nama lain dari manusia di dalam Al-Qur’an itu sendiri yaitu :
- Al-Basyr
Kata al-basyr yang bermakna pokok tampaknya sesuatu dengan baik dan indah. Kata kerja basyar yang berarti bergembira, menggembiraka dan mengukiti. Al-Qur’an menggunakan kata basyar sebanyak 37 kali, yaitu 36 kali didalam bentuk mufrod dan sekali didalam bentuk mutsanna untuk menunjuk manusia dari sudut lahiriahnya serta persamaannya dengan manusia seluruhnya.
- Al-Insan
Al-Insan terbentuk dari kata nasiya yang berarti lupa. Kata al-insan mengacu kepada potensi yang dianugerahkan Allah kepada manusia berupa potensi untuk bertumbuh dan berkembang secara fisik. Dari potensi manusia ini (yang positif) memberi peluang manusia untuk mengembangkan kualitas sumber daya insaninya. Selain memiliki potensi yang positif, manusia juga memiliki potensi yang mendorongnya kearah tindakan, sikap serta perilaku negatif dan merugikan.
- An-Naas
Dalam Al-Qur’an kata An-Nas umumnya dihubungkan dengan fungsi manusia sebagai makhluk sosial. Manusia diciptakan sebagai makhluk bermasyarakat, yang berawal dari pasangan laki-laki dan wanita, kemudian berkembang menjadi suku dan bangsa, untuk saling kenal-mengenal.
- Ruh
Kata ruh timbul dari kata raha (keberangkatan), rih (angina), rahya-n (kesenangan), ruh (semangat). Perbedaan mengenai istilah dikarenakan pembendaharaan bahasa yang memiliki berbagai sumber, begitu pula mengenai kata ruh.biasanya kata ruh sering kali disandingkan dengan jasmani, kedua kata ini merupakan aspek-aspek yang tidak bisa dipisahkan.
- Nafs
Di dalam Al-Qur‟an kata Nafs beserta segala bentuknya diulang sebanyak 313 kali sedangkan kata nafs yang berdiri sendiri disebutkan sebanyak 72 kali. Secara bahasa kata nafs berasal dari kata nafasa yang berarti bernafas, artinya nafas keluar dari rongga, namun seiring perkembangan zaman kata nafs ini sering kali diartikan sebagai melahirkan, bernafas, jiwa, ruh, darah, manusia, diri dan hakikat.
- Fu’ad
Kata fu’ad berasal dari kata fa’aa yang berarti mengenai atau menimpa karena panas yang membakar. Sering kali kata fu’ad digunakan untuk menyebut “hati” dari makhluk hidup, pengertian kata fu’ad yang seperti ini dikaitkan dengan kata tafa’ud yang berarti menyala atau bergelora kenapa demikian, dikarenakan panas merupakan sumber energi yang dapat memberikan perasaan segar dan dapat pula menghanguskan benda-benda lain di sekitarnya.
- Qalb
Kata qalb bermakna membalik karena qalb itu berpotensi untuk tidak konsisten, maka sering kali ia berbolak-balik, sekali senang sekali susah. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi orang orang yang mempunyai akal atau yang menggunakan pendengarannya, sedang dia menyaksikannya. Akan Kami masukkan ke dalam hati orang-orang kafir rasa takut, disebabkan mereka mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah sendiri tidak menurunkan keterangan tentang itu.
- Aql
Mengenai kata aql yang bersifat individual tidak ditemukan dalam Al-Qur’an yang ada hanya bentuk kata kerjanya, masa kini dan lampau saja. Dalam segi bahasa pada mulanya berarti tali pengikat, penghalang, dalam Al-Qur’an kata aql digunakan bagi sesuatu yang mengikat atau menghalangi seseorang terjerumusdalam kesalahan dan dosa.
- Bani Adam
Manusia sebagai Bani Adam, termasuk di tujuh tempat dalam Al-Qur’an. Dalam konteks ayat-ayat yang mengandung konsep Bani Adam, manusia diingatkan agar tidak tergoda oleh Syaitan sebagai mana dalam seperti pencegahan dari berlebih-lebihan baik itu makan dan minum dan tata cara yang berpakaian yang pantas saat beribadah, bertaqwa dan mengadakan perbaikan. Manusia dalam istilah ini memiliki arti keturunan Adam. Istilah ini digunakan untuk menyebut manusia apabila dilihat dari asal keturunannya.
- Abd Allah
Al-Qur’an juga menamakan manusia dengan Abd Allah yang berarti abdi atau hamba Allah. Menurut Prof Quraish Shihab, seluruh makhluk memiliki potensi berperasaan dan berkehendak adalah Abd Allah dalam arti dimiliki Allah. Kepemilikan Allah terhadap makhluk tersebut merupakan kepemilikan mutlak dan sempurna. Dengan demikian Abd Allah tersebut tidak dapat berdiri sendiri dalam kehidupan dan seluruh aktifitasnya dalam kehidupan itu. Al-Ishfahani memaknai kata Abd juga berarti ibadah,sebagai pernyataan kerendahan diri. Kemudian ibadah itu sendiri hanya diperuntukkan kepada Allah semata.
SEKIAN