KUMPULAN ESAI

Esai adalah karangan prosa singkat yang membahas suatu masalah dari sudut pandang pribadi penulisnya. Esai juga sering disebut dengan artikel, tulisan, atau komposisi.

MEMBUMIKAN BAHASA ARAB

MEMBUMIKAN BAHASA ARAB

Adalah hal yang biasa apabila mengajarkan bahasa Arab di sekolah dan lembaga di bawah naungan Kementrian Agama sepert: MI, MTs, MA, dan MKDU di UIN serta IAIN, apalagi jurusan sastera bahasa Arab serta Jurusan Pendidikan Bahasa Arab di UIN dan IAIN atau swasta. Lebih terasa menjadi sebuah hal yang biasa lagi jika mengajarkan bahasa Arab di Pondok Pesantren Modern yang notabene diperbesar bahasa Arab dan bahasa Ingris.

              Suatu hal yang terasa menjadi luar biasa dan keren bagi saya adalah apabila saya mendapat kesempatan untuk menjadi guru bahasa Arab di SMAN 2 Banjarsari di daerah pinggir kabupaten Ciamis Jawa Barat. Mengapa begitu?. Maa laa yudriku kulluhu laa yutroku Jaulluhu artinya: “apa yang tidak bisa dikerjakan seluruhnya maka jangan ditinggalkan semuanya. Kaidah inilah yang ikut mendorong semangat saya menjadi guru bahasa Arab di bawah lingkungan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi. Luar biasanya bahasa Arab adalah bagian dari Ilmu budaya. Jika kita ingin membangun suatu bangsa maka tidak akan luput dari membangun budayanya. Menjadai guru bahasa Arab di lintas minat SMAN 2 Banjarsari adalah sebuah kesempatan berharga bagi saya, dimana saya bisa menyiarkan Islam dari segi mencintai bahasa penyiarannya yaitu bahasa Arab di komunitas sekolah yang berada di bawah naungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi.

              Kita mengenal seorang pemikir Islam Prof. DR. Quraisy Syihab beliau pernah mengarang sebuah buku yang berjudul “Membumikan AlQur’an”. Beliau mempunyai idealisme agar ajaran alQur’an dapat dijalankan dan dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari manusia. Kalimat AlQur’an dan Bumi ini terlalu luas untuk kita bahas. Saya ingin menyederhanakan pemikiran beliau dalam ide yang cakupannya saya batasi lebih kecil, yaitu kata Al Qur’an saya persempit yaitu saya tinjau dari salah satu sudutnya saja yakni dengan kata Bahasa Arab, sedangkan Bumi yang luas ini saya persempit dengan kata lokasi SMAN 2 Banjarsari. Jadi seolah-olah saya ingin bercerita tentang bagaimana membumikan bahasaha Arab di SMAN 2 Banjarsari. Hal ini lebih actual dan realita.

              Apa yang tidak bisa saya lakukan dengan anjuran menerapkan prinsip membumikan AlQur’an oleh manusia di seluruh permukaan bumi maka saya ingin melakukan hal yang dapat saya lakukan dalam andil saya sebagai guru bahasa Arab yakni bagaimana mendorong siswa-siswi di SMAN 2 Banjarsari mencintai bahasa Arab sebagai bahasa Al Qur’an. Ya saya mengawalinya dengan sebuah pidato dengan jargon-jargon khas saya kepada siswa-siswi SMAN 2 Banjarsari adalah agar siswa-siswi mencinatai bahasa Arab. Nabi Muhammad SAW. Bersabda: “Cintailah bahasa Arab karena tiga hal, yang pertama karena aku berasal dari bangsa Arab,  kedua Al Qur’an berbahasa Arab, dan yang ketiga obrolan penduduk syurga dengan bahasa Arab. (HR. Thabrani dan Baihaqi). Inilah hadits nabi Muhammad SAW. Yang selalu saya hujamkan kepada dada-dada generasi penerus harapan bangsa agar mereka semangat mendalami pelajaran bahasa Arab.

              Manusia akan menggunakan bahasa pemenang perang Dunia ke-2 yaitu bahasa Inggris yang menjadi bahasa bangsa Amarika dan sekutunya pula, inilah kenapa bahwa bahasa Inggris adalah bahasa terbesar digunakan oleh bangsa-bangsa di dunia saat ini dengan pengguna sebanyak 1,35 miliar orang. Namun jangan lupa bahwa bahasa Arab adalah bahasa asing ke-5 di dunia, belum lagi bahasa Arab corak Mesir, Arab Sudan, Arab Maroko,  Arab Aljazair, Arab Levantin, dan lain sebagainya. Bukankah pula bahasa Arab digunakan setidaknya menjadi bahasa ibadah shalat dan membaca Alqur’an oleh mayoritas penduduk dunia yaitu muslim?. Muslim adalah penganut agama terbanyak di atas dunia.

              Bagi bangsa Indonesia yang penduduknya mayoritas muslim, bahasa Arab menjadi salah satu bahasa Asing yang dipelajari tidak saja dipelajari disekolah-sekolah di sekolah-sekolah di bawah naungan kementrian Agama, tetapi juga dipelajari di sekolah-sekolah umum seperti SMA. Hal ini menunjukkan bahwa bahasa Arab di era modern ini, tidak hanya berkaitan dengan kehidupan keagamaan, tetapi juga berkaitan dengan kehidupan bermasyarakat dalam konteks yang lebih luas.

Semenjak diberlakukannya kurikulum tingkat satuan pendidikan tahun 2006, dan peraturan Mentri Agama no 2. Tahun 2008, mata pelajaran bahasa Arab di sekolah diarahkan untuk mendorong, membimbing, mengembangkan, dan membina kemampuan siswa dalam bahasa Arab baik secara reseptif maupun produktif. Sehingga pelajaran bahasa Arab di sekolah dipersiapkan untuk pencapaian kompetensi dasar berbahasa, yang mencakup empat keterampilan yang diajarkan secara integral, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

 

Selain keempat keterampilan di atas, ada aspek lain yang tidak kalah pentingnya dan ikut mempengaruhi ketercapaian tujuan pembelajaran bahasa Arab secara komperehensif. Aspek tersebut adalah unsur-unsur bahasa (al anashir al-lughowiyah), yaitu fonologi (ashwat), morfologi (sharaf), sintaksis/ kaalimat (nahwu), semantik (dalalah), kosakata (mufrodat).

Menjadi guru professional menurut Hasan Sefulloh, M. Ag. Harus memiliki kesiapan dalam beragam maharat disertai Asalib tadris allughah al Arabiyah yaitu memiliki kesiapan berbagai kemahiran al-istima, maharat al-kalam, maharat al-qiro’at, maharat al-kitabah. Selain itu juga harus menguasai tehnik-tehnik cara mengajarkan kemahiran-kemahiran berbahasa tadi. Secara mudah dapat kita pelajari lebih lanjut pada buku karangan beliau yang berjudul: “TEknik Pembelajaran Keterampilan Bahasa Arab” penerbit Nurjati Press.

Selain itu mengajarkan bahasa Arab di SMA juga guru harus bisa menumbuhkan kesadaran kepada para siswa tentang pentingnya bahasa Arab sebagai salah satu bahasa Asing untuk menjadi alat utama belajar, khususnya dalam mengkaji sumber ajaran Islam. Ditambah pula Ssaya sebagai guru harus mengembangkan pemahaman tentang saling keterkaitan antara bahasa dan budaya dan memperluas cakrawala budaya. Dengan demikian peserta didik memiliki wawasan lintas budaya dan melibatkan diri dalam keragaman budaya.

Dalam upaya membumikan Bahasa Arab di SMAN 2 Banjarsari saya telah mempersiapkan diri sebelumnya dengan latar belakang pendidikan saya mulai dari saya pernah sekolah di MAN Awipari jurusan A1 (ilmu-ilmu keagamaan), sambil saya belajar di pesantren yang mendalami bahasa Arab di Tasikmalaya, melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi Islam jurusan Pendidikan Bahasa Arab fakultas Tarbiyah (fakultas pendidikan) yang terkenal disiplin di IAIN SGD Bandung lulusan Februari tahun 2003. Dan Al Hamdulillah saya juga telah mengikuti lulus sertifikasi dalam jabatan dan dinyatakan sebagai GURU PROFESIONAL di bidang Bahasa Arab.

Biasanya tiap kali sebelum memulai pembelajaran bahasa Arab di SMAN 2 Banjarsari saya selalu menyapa siswa-siswi dengan pertanyaan-pertanyaan: 1. Assalamu ‘alaikum, 2. Ahlan wasahlan (selamat berjumpa), 3. Kayfa Haluk? (apa kabar?), 4. Shobahul khoir (selamat pagi) atau 5. Naharuka sa’id (selamat siang), 6. Ayyu yaumin hadza? (hari apa ini). 7. ayyu tarikh al an? (tanggal berapa sekarang). 8. Ayyu Darsil aan? (Pelajran apa sekarang?). Dengan harapan agar anak-anak setiasa terbiasa dengan pertanyaan-pertanyaan standar tadi, jika pertanyaan standar terdebut di atas bias dijawab dengan mudah oleh siswa maka akan menimbulkan kesan oleh orang asing bahwa siswa kita cukup bias berbahasa Arab, selanjutnya terserah yang bersangkutan. Ini adalah langkah untuk lebih baik dalam karier.

Bahasa Arab yang saya ajarkan berdasarka padan teori yang ada mata kuliah pavorit saya waktu kuliah di jurusan Bahasa Arab dulu adalah bahwa bahasa Arab di sekolah diajarkan dengan system nadhoriyaul wahdah, dan bukan dengan system nadhoriyatul furu’. Artinya kita memandang bahwa bahasa Asing itu adalah satu kestuan utuh dalam aspek2 kebahasaanya. Saya tidak mengajarkan satu cabang ilmu bahasa saja, tetapi saya mengajarkannya dengan satu buku pelajaran yang di dalamnya memadukan pelajaran tata bahasa nahwu, shorof, membaca, menulis,menulis, mengarang tersetruktur, menghafal kosa-kata, terjemah, mengungkapkan kalimat sederhana, ungkapan sastra sebagai satu kesatuan yang utuh di bawah satu tema. Tampaknya anak-anak cukup tertarik dan nyaman dalam mengikuti pelajaran bahasa Arab.

Berbeda ketika anda memperhatikan pelajaran bahasa Arab di Madrasah Diniyah Takmiliyah atau orang menyebutnya sebagai sekolah agama, di sana anak-anak hanya diajarkan kosa-kata dan terjemahannya saja. Nah kita di tingkat SMA belajar bahasa Arab bukan hanya belajar kosa-kata tapi belajar pula bagai mana menyusun kosa-kata tersebut menjadi sebuah kalimat yang bias difahami, belajar mengucapaknnya, belajar merangkaikannya, belajar mengidentifikasi kedudukan kalimatnya apakah kedudukannya menjadi subjek, prediket atau objek, belajar membuat kalimat berita, beljar membuat kalimat positif dan negative, belajar mengarang terstruktur dengan cara menulisnya, cara membacanya, belajar ungkapan-ungkapan sederhana agar komunikatif, dikemas dalam tema-tema yang tidak jauh dari kebutuhan dan lingkungan kita sehari-hari. Hal ini saya rasa menjadi hal yang sangat hebat. Belum lagi jika kita asah lagi tingkat kefashihan dan (dzauqullughoh) rasa berbahasanya.

Inilah yang dapat saya lakukan dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, khususnya generasi muda di wilayah Banjaranyar dan sekitarnya. Semoga siswa-siswi SMAN 2 Banjarsari mereka kemudian di masa yang akan datang akan menjadi generasi yang cerdas yang peduli terhadap bahasa agamanya yaitu bahasa Arab. Dengan mencintai bahasa Arab semoga mereka lebih mencintai dan membentengi agamnya sendiri, membentengi keluarganya, membentengi anak dan pasangannya, membentengi seluruh masyarakatnya jika mereka menjadi pimpinan masyarakat, membentengi kehidupan bangsa dan negaranya walaupun hanya berdalandaskan cinta pada bahasa Arab. Mencintai hadits Nabi dan mencintai Alqur’an dalam upaya membangun peradaban bangsa Indonesia. Semoga seluruh amal perbuatan kita dalam mendidik siswa-siswi kita diterima oleh Alloh SWT. Sesungguhnya kami turunkan Alqur’an berbahasa Arab agar supaya kalian berfikir. (QS. Yusuf: 2). Imam Ibnu Katsir RA. Menafsirkan: Demikianlah karena bahasa Arab adalah bahasa yang paling jelas, paling terang, paling luas, paling banyak perbendaharaan kata-katanya untuk mengungkapkan berbagai pengertian guna meluruskan jiwa manusia. Karena itu bahasa Arab adalah bahasa yang paling mulia, penurunannya pun terjadi di bulan yang paling mulia yaitu bulan Ramadan.

Search