Kehidupan tidak terlepas dari namanya ujian dan cobaan. Bahagia, senang, sedih menjadi bumbu dari setiap perjalan hidup. Didewasakan oleh keadaan dan dikuatkan oleh hati dan diri sendiri. Menjadi manusia dewasa tidaklah mudah, dituntut untuk bisa melakukan semuanya, dituntut serba tau dan dituntut harus bisa. Kadang kita sering merasakan ketidak puasan atas kehidupan dan pencapaian yang kita dapatkan, tanpa sadar kita hanya manusia biasa yang tak berdaya. Perlahan kita akan menemukan titik nyaman, titik syukur dan titik berdamai dengan diri sendiri dari kehidupan yang kita jalani.
Setapak asa menjadi seorang pendidik. Terbenak dalam pikiran kita bawah pendidik itu adalah seorang guru yang ada di sekolah, sebetulnya sebagai guru tidak hanya kita lakukan di dunia pendidikan saja, tapi kita bisa menjadi guru pada diri kita sendiri. Bisa menempatkan mana yang benar dan yang salah, mana yang harus dilakukan dan tidak dilakukan. Berkaitan dengan guru, aku memiliki gelar sarjana pendidikan (S.Pd), namun ketika aku lulus kuliah bukan profesi guru yang aku incar tapi menjadi seorang pegawai kantoran. Ya, karena dalam pikiran ku bahwa menjadi seorang guru gajinya sangat kecil dan tentunya menjadi pilihan terakhir untuk dilakukan. Semenjak itu aku putuskan untuk bekerja pada sektor swasta, banyak perdebatan pada diri sendiri terhadap posisi pekerjaan yang aku lakukan. Pindah kerja dari perusahaan satu ke perusahaan yang lain hanya untuk mencari kenyamanan dalam bekerja. Tapi pada nyatanya tidak ada pekerjaan yang enak, semua pasti ada tantangan yang harus kita lakukan, target yang harus kita capai dan juga kinerja yang harus meningkat.
Pada tahun 2019, aku mendapatkan informasi bahwa pembukaan CPNS dibuka kembali yang dimana tahun sebelumnya 2018 pemerintah juga sudah melakukan rekrutmen CPNS. Pada saat itu aku berpikir untuk memilih formasi guru, dengan harapan bisa mengerjakan sesuatu sesuai dengan bidang pendidikan yang telah aku lakukan. Semua proses seleksi aku lalui dengan lancar dan dukungan serta doa orang tua menjadikan dorongan untuk aku bisa lolos pada rangkaian seleksi CPNS 2019. Aku memilih penempatan di Kabupaten Ciamis dengan alasan dekat dengan saudara, karena pada saat itu formasi yang dibuka sesuai dengan kualifikasi jurusan pendidikan ku tidak ada di Sumedang sebagai daerah tempat tinggal. Pada tanggal 02 Januari 2021 awal pertama kali menginjakan kaki di desa Cikaso, Kec. Banjaranyar Kab. Ciamis suhu udaranya begitu panas bagi aku menjadi hal yang bisa dibilang harus ekstra beradaptasi dengan lingkungannya. Awal aku berkunjung ke SMAN 2 Banjarsari sebagai tempat dimana aku mengajar sekaligus menjadi seorang guru baru yang memang sebelumnya tidak memiliki pengalaman dalam mengajar, menuntut aku harus bisa cepat beradaptasi. Mencoba untuk belajar kembali cara pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran, membuat program kerja dan juga memahami materi yang harus diajarkan kepada peserta didik.
Pertama kali mengajar di dalam kelas tentu tidaklah mudah, apalagi jurusan aku yaitu pendidikan manajemen bisnis dan ditugaskan mengampu mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan yang dimana dalam proses pembelajarannya ada praktek membuat produk kerajinan, melakukan proses budidaya dan pengolahan makanan. Semua aspek tersebut sebetulnya tidak dipelajari dalam proses perkuliahan karena terfokus pada manajemen dan pemasaran produk, lebih cocoknya memang kepada ranah kewirausahaannya namun tentunya ketika kita sudah diberikan tanggung jawab tersebut tentu harus bisa menjalankannya. Perlahan mulai coba untuk beradaptasi dan mempelajari semua materi yang baru bagi aku untuk disampaikan kepada anak-anak. Karena pada dasarnya seorang guru atau pendidik itu harus terus berjalan mengikuti perkembangan yang terjadi. Banyak hal yang aku dapatkan akhirnya, mulai dari arahan dari pengawas, kepala sekolah maupun guru-guru senior yang tentunya memberikan masukan dan juga ilmu bagaimana cara menguasai kelas, bagaimana memilih metode pembelajaran yang menarik dan juga tentunya dapat memberikan daya tarik bagi siswa agar mampu melaksanakan pembelajaran dengan semangat.
Banyak tantangan baru yang harus dilakukan, dari aspek prakarya dan kewirausahaan dimana ada 4 aspek yaitu kerajinan, budidaya, rekayasa dan pengolahan. Dari aspek kerajinan tentunya perlu menciptakan suatu kerajinan yang mudah dilakukan namun memiliki fungsi hias maupun fungsi gunanya. Perlu ketekunan dan ketelitian dalam menciptakan suatu produk kerajinan yang bernilai ekonomis. Selanjuta dari aspek budidaya dimana siswa diajarkan untuk melakukan budidaya lebah, karena di Kecamatan Banjaranyar terdapat kampung madu yang dimana masyarakatnya melakukan budidaya lebah. Tentu hal tersebut menjadi daya tarik untuk dapat dikembangan dan diaplikasikan dalam proses pembelajaran. Untuk aspek pengolahan tentunya praktek membuat produk makanan yang dapat dinikmati dan dipasarkan, sehingga jiwa kewirausahaan bisa ditanamkan sejak remaja atau bangku sekolah SMA.
Berbicara aspek pengolahan, dari SMAN 2 Banjarsari memiliki suatu program yang dipelopori oleh Ibu Kepala Sekolah Dra. Hj. Teti Gumiati, M.Pd dengan inovasi Jejak Rindu (Jejaring Jiwa Kewirausahaan Melalui Refleksi Inovasi Madu). Alasan kenapa inovasi madu yang dipilih, sesuai yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa madu merupakan pusat budidaya yang ada di Kecamatan Banjaranyar sehingga dari madu yang dihasilkan dapat menciptakan suatu produk inovasi yang memiliki manfaat dan nilai jual dalam meningkatkan perekonomian masyarakat dan juga menciptakan peluang usaha dan lapangan pekerjaan.
Selain itu lulusan siswa SMAN 2 Banjarsari minat dalam melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi sangatlah sedikit, yang dilatarbelakangi masalah pendapatan ekonomi rendah dan menjadi alasan kenapa siswa ingin bekerja dibandingkan kuliah. Dari masalah tersebut menjadi perhatian khusus untuk membekali siswa dengan kemampuan berwirausaha. Program Jejak Rindu merupakan inovasi dengan menciptakan produk unggulan yaitu Wedang Rindu dan Keripik Rindu. Produk tersebut merupakan terobosan baru dan menjadikan sebuah olahan yang memiliki rasa yang baru dalam menciptakan inovasi.
Sebagai guru baru, tentunya menjadi tantangan bagi diri sendiri dan juga pengalaman yang membuat diri menjadi lebih berkembang. Banyaknya proses yang dilalui dari mulai melakukan eksperimen produk berkali-kali sampai dengan mendapatkan resep yang sesuai dan juga melakukan kunjungan ke beberapa tempat untuk mendapatkan ilmu dalam menjalankan program inovasi Jejak Rindu tersebut. Hal yang paling berkesan yaitu mengunjungi kampung madu yang terletak di Kecamatan Banjaranyar, melihat proses budidaya lebah secara langsung tidak membuat kita merasa takut justru bisa mengetahui apa saja yang harus dilakukan ketika kita ingin melakukan budidaya lebah. Hampir dari kebanyakan masyarakat disana memilih jenis lebah trigona untuk dibudidayakan dengan alasan jenis lebah tersebut tidak menyengat dan aman ketika berdampingan dengan lingkungan tempat tinggal. Selain itu proses budidayanya tidak terlalu rumit, karena lebah-lebah tersebut akan mencari pakannya sendiri, meskipun kita perlu menyediakan makanan tambahan yaitu bunga yang dapat membantu lebah untuk menghasilkan madu yang berkualitas.
Sungguh tidak menyangka dengan proses yang aku jalani kurang lebih satu tahun menjadi seorang guru baru dengan tantangan yang dihadapi untuk terus bergerak dalam menciptakan sebuah inovasi. Salah satu tujuan dalam jangka pendek ini yaitu dengan hadirnya inovasi produk baru bisa menghantarkan SMAN 2 Banjarsari untuk berkompetisi dalam lomba inovasi yang diselenggarakan oleh BAPPEDA Kabupaten Ciamis. Tidak semua instansi berkeinginan untuk mengikutinya, karena pasti ada berbagai aturan yang harus dipenuhi dan juga dipersiapkan secara matang. Namun kerja keras tim dari inovasi Jejak Rindu yang sudah dirancang dan dijalankan optimis bisa menjadikan inovasi tersebut sebagai langkah awal dalam mengangkat nama sekolah SMAN 2 Banjarsari tidak hanya di Kabupaten Ciamis tetapi masyarakat luar dan tentunya bisa menjadi salah satu pemenang.
Tidak ada usaha yang sia-sia, mungkin terkesan klise tetapi memang betul adanya. Ketika kita sungguh-sungguh dalam melakukan sesuatu pasti akan mendapatkan hasil yang lebih baik. Sebagai manusia tentunya kita hanya bisa berusaha melakukan yang terbaik dan menjadikan hal tersebut sebagai pelajaran hidup yang bisa memberikan manfaat. Sangat berharap semoga tulisan ini memiliki energi yang positif bagi pembaca dari sekutip pengalaman yang dicurahkan oleh penulis. Terus berjuang dan berkarya sampai akhirnya kita bisa memberikan rasa kebahagian untuk diri sendiri dan juga orang yang ada disekeliling kita.