Kemajuan teknologi telah mendorong manusia mengubah alam dan menciptakan hal-hal baru. Dengan adanya teknologi, segala sesuatu yang dulu tidak dapat dilakukan dan memakan waktu yang lama, kini dapat dilakukan bahkan dengan mudahnya. Melalui teknologi, manusia tidak hanya memanfaatkannya untuk kemudahan dan kebutuhan hidupnya tetapi juga untuk pelestarian lingkungan. Berbicara mengenai teknologi yang berguna dalam pelestarian lingkungan muncullah sebutan teknologi ramah lingkungan. Teknologi ramah lingkungan diikuti dengan kesadaran manusia untuk peduli pada lingkungannya. Atas dasar inilah manusia butuh untuk membuat teknologi yang ramah lingkungan.
Prinsip dari teknologi ramah lingkungan ada 6 yaitu refine, reduce, reuse, recycle, recovery, dan retrieve energy. Refine berarti menggunakan bahan yang ramah lingkungan serta melalui proses yang aman. Reduce berarti mengurangi jumlah limbah dengan mengptimalkan penggunaan bahan. Reuse berarti menggunakan kembali bahan-bahan yang sudah tidak dipakai. Recycle berarti mendaur ulang bahan-bahan yang tidak digunkan lagi menjadi suatu produk baru yang bermanfaat. Recovery berarti pemanfaatan material tertentu dari limbah untuk diproses demi keperluan lain. Retrieve energy berarti penghematan energi dalam proses produksi.
Revolusi teknologi saat ini, yang dikenal sebagai Industri 4.0, ditentukan oleh perkembangan teknologi pemrosesan informasi tingkat lanjut berikut: teknologi database Big Data, komputasi awan, pembelajaran mesin, Internet of Things, kecerdasan buatan, Business Intelligence, dan teknologi penambangan data canggih lainnya. kontribusi teknologi informasi dalam meningkatkan produktivitas kerja adalah adanya kemudahan dalam mengerjakan suatu kegiatan secara cepat, tepat, dan akurat sehingga dapat meningkatkan kinerja. Pengaruhnya Komputer ada di mana-mana, semakin portable dan mobile. Di sisi lain, seluruh peralatan yang menunjang kehidupan manusia akan mengandung komputer yang embedded. Ketersediaan jaringan internet sangat tinggi karena itu akses terhadap informasi dapat dilakukan di manapun dan kapanpun. Dengan teknologi informasi dan komunikasi, semua proses kerja dan konten akan diubah dari bentuk fisik dan statis menjadi digital, mobile, virtual ataupun personal sehingga kecepatan kinerja bisnis meningkat dengan cepat.
Teknologi informasi memiliki potensi yang luar biasa dalam bidang pendidikan dan kesehatan lingkungan seperti halnya bidang lain seperti bisnis, ekonomi, politik atau budaya. Perkembangan fasilitas internet, Sistem Informasi Geografis (SIG) dan informasi melalui satelit telah menghasilkan banyak informasi terkini tentang berbagai aspek lingkungan dan kesehatan.
Salah satu contohnnya adalah Citra satelit yang memberi kita informasi aktual tentang berbagai sumber daya fisik dan biologis dan juga sampai batas tertentu tentang keadaan degradasinya dalam bentuk digital melalui penginderaan jauh. Citra satelit memberi kita informasi aktual tentang berbagai sumber daya fisik dan biologis dan juga sampai batas tertentu tentang keadaan degradasinya dalam bentuk digital melalui penginderaan jauh. Kami dapat mengumpulkan informasi digital tentang aspek lingkungan seperti genangan air, penggurunan, penggundulan hutan, urban sprawl, jaringan sungai dan kanal, cadangan mineral dan energi, dan sebagainya. GIS telah terbukti menjadi alat yang sangat efektif dalam pengelolaan lingkungan. GIS adalah teknik melapiskan berbagai peta tematik menggunakan data digital pada sejumlah besar aspek yang saling terkait atau saling bergantung. Beberapa perangkat lunak yang berguna telah dikembangkan untuk bekerja di bidang GIS.
Selain GIS terdapat Teknologi smart home menggunakan perangkat seperti sensor penghubung dan peralatan lain yang terhubung ke Internet of Things (IoT) yang dapat dimonitor dan diprogram dari jarak jauh agar dapat menggunakan energi seefisien mungkin dan untuk menjawab kebutuhan pengguna.
Internet of Things (IoT) adalah jaringan objek yang terhubung ke internet yang dapat mengumpulkan dan bertukar data menggunakan teknologi sensor tertanam. Data ini memungkinkan perangkat dalam jaringan untuk 'membuat keputusan' secara mandiri berdasarkan informasi waktu nyata. Misalnya, sistem pencahayaan cerdas hanya menerangi area yang memerlukannya dan termostat cerdas menjaga rumah pada suhu tertentu selama waktu tertentu dalam sehari, sehingga mengurangi pemborosan. Teknologi lingkungan ini telah diaktifkan oleh peningkatan konektivitas ke internet sebagai akibat dari peningkatan ketersediaan WiFi, Bluetooth, dan sensor pintar di gedung dan kota. Para ahli memperkirakan bahwa kota-kota masa depan akan menjadi tempat di mana setiap mobil, telepon, AC, lampu, dan lainnya saling terhubung, membawa konsep 'kota pintar' yang hemat energi. IoT memperkenalkan lebih banyak akses ke otomatisasi dan analisis yang lebih dalam.
Teknologi transportasi pun sudah mulai melirik permasalahan lingkungan dengan menerapkan Teknologi lingkungan kendaraan listrik didorong oleh satu atau lebih motor listrik, menggunakan energi yang tersimpan dalam baterai isi ulang. Telah terjadi peningkatan dalam pembuatan kendaraan listrik karena keinginan untuk mengurangi masalah lingkungan seperti polusi udara dan gas rumah kaca di atmosfer. Kendaraan listrik menunjukkan dampak positif teknologi terhadap lingkungan karena tidak menghasilkan emisi karbon, yang berkontribusi terhadap 'efek rumah kaca' dan menyebabkan pemanasan global. Selain itu, mereka tidak berkontribusi terhadap polusi udara, yang berarti mereka lebih bersih dan tidak terlalu berbahaya bagi kesehatan manusia, hewan, tumbuhan, dan air.
Plastik bukan satu-satunya polutan dalam pasokan air kita. Limbah yang tidak diolah, limpasan pertanian, dan logam berat juga mencemari danau dan sungai kita, menciptakan air beracun yang tidak terlihat. Oleh karena itu dikembangkan kemudian Environbot, yang erupakan robot yang bisa berenang mirip belut yang bekerja secara otomatis untuk mengumpulkan sample air dan menguji berbagai pollutant, tergantung dari modul sensor yang terpasang.
Peningkatan suhu dan kekeringan yang terkait dengan perubahan iklim merusak hutan di seluruh dunia. Jika suhu naik hanya satu derajat Celcius, aliran sungai berkurang lima sampai tujuh persen, dan pohon-pohon mati. Tyson Swetnam dari Cyverse menggunakan drone untuk mengumpulkan data biomassa hutan dan menganalisisnya secara real-time dengan komputasi kinerja tinggi. Ini menentukan faktor mana (ketersediaan air tanah, ketinggian, jumlah curah hujan, suhu udara harian) yang paling berdampak pada kesehatan hutan, dan varietas pohon mana yang paling sensitif—dan karenanya paling berisiko—karena fluktuasi iklim.
Keterlibatan teknologi informasi dalam pengelolaan lingkungan merupakan suatu keniscayaan, kecepatan dan kehandalan perangkat teknologi informasi dapat diandalkan untuk mengimbangi perubahan lingkungan yang bergerak semakin cepat. Inovasi dan kolaborasi diantara elemen masyarakat diperlukan untuk menciptakan terobosan-terobosan baru dalam upaya menjaga dan melestarikan lingkungan demi menjamin ruang hidup yang lebih baik.